Kebudayaan dan Kebiasaan Orang Jepang

 

Orang Jepang

Tipikal orang Jepang menjunjung tinggi sikap yang tahu diri (haji) dan sopan santun (kenson). Hal ini yang membuat orang Jepang begitu memedulikan apa yang dirasakan orang lain atau masyarakat terhadap dirinya. Orang Jepang dikenal memegang konsep honne dan tatemae. Hal ini berarti orang Jepang cenderung menampilkan ekspresi yang ia tunjukkan di depan umum berbeda dengan perasaan sesungguhnya yang ada di dalam hatinya.

Dalam budaya Jepang, ada sebuah konsep yang sudah ada sejak lama yang disebut dengan “Dou” (). Secara harafiah, artinya adalah “Jalan” atau “Jalur”. Konsep ini muncul dalam aktivitas tradisi Jepang dalam bentuk bela diri seperti Kendo, Judo, ataupun kesenian seperti Shodo (kaligrafi khas Jepang), Sado (upacara minum teh), dan Kado (merangkai bunga). Semuanya implikasi dari filosofi dan religius Jepang, tertanam dalam konsep Dou.

 

Kebudayaan dan kebiasaan orang Jepang

1.    Upacara Minum Teh

Upacara minum teh atau yang dikenal dengan Chad atau Sad. Adalah upacara yang mencerminkan kepribadian dan pengetahuan tuan rumah yang mencakup antara lain tujuan hidup, cara berpikir, agama, apresiasi peralatan upacara minum teh dan cara meletakkan benda seni di dalam ruangan upacara minum teh (chashitsu) dan berbagai pengetahuan seni secara umum yang bergantung pada aliran upacara minum teh yang dianut.

2.    Ikebana


Ikebada juga salah satu budaya Jepang, ikebana adalah kesinian merangkai bunga. Di negara Jepang bunga adalah hal yang istimewa, meraka selalu meletakan bunga yang sudah diangkai di altrar utama. Orang jepang percaya bahwa bunga adalah tempat bersemayam tuhan. Pada awalnya ikebana di rangkai dengan sederhana dan langsung meletakan di altar utama. Namun, dijaman sekarang ini ikebana mulai rumit saat dirangkai, bahkan ada beberapa yang harus dipelajari untuk merangkai bunga.

3.    Matsuri

Matsuri adalah suatu festival budaya rakyat yang umumnya berkaitan dengan festival di kuil baik kuil Shinto (Jinja) maupun kuil Buddha (Tera) yang kebanyakan diselenggaran pada musim panas, pada saat ini matsuri tidak selalu berarti berdoa atau sembahyang, hal itu sudah pasti karena kebanyakan orang datang hanya untuk melihat saja.

4.    Kabuki

Seni Teater Kabuki merupakan salah satu kebudayaan Jepang yang termasuk jenis seni teater karena memiliki unsur cerita yang dipadukan dengan seni tari dan musik. Para pemain mengenakan kostum mencolok dan sangat mewah. Make-up-nya terbilang dramatis untuk menonjolkan sifat dan karakter tokoh.

5.    Cosplay


Cosplay  adalah kata-kata bahasa Jepang yang dibuat dari menggabungkan dua kata dari bahasa inggris (wasei-eigo) “costume” dan “play”.Cosplay merupakan sebuah pertunjukan seni di mana para pesertanya menggunakan kostum dan aksesori yang menunjukkan secara spesifik suatu karakter atau ide. Pada umumnya cosplay mengacu pada manga dan anime, komik, manhwa, video games, penyanyi dan musisi, serta film.

6.    Inemuri ( Tidur di tempat kerja )


Masyarakat Jepang dikenal sebagai komunitas yang sangat pekerja keras. Tidur di tempat kerja diperbolehkan di negara matahari terbit tersebut. Budaya mereka menghormati pegawai yang bekerja keras dengan ‘mendorong’ mereka melakukan ‘inemuri’, yakni tidur sebentar saat jam kerja agar tubuh lebih fresh untuk melanjutkan pekerjaan mereka sehari-hari. Orang Jepang merupakan sosok individu yang suka bekerja keras, bahkan baru-baru ini dilaporkan seorang warga Jepang yang meninggal karena kelelahan.

7.    Menyeruput Makanan Berkuah dengan Bunyi Slurp

Orang Jepang dikenal sebagai masyarakat yang sangat sopan dan tertib. Namun, ketika mereka makan makanan enak seperti sup mie, mereka perlu makan dengan bunyi menyelurup. Menurut budaya Jepang, slurping memberi kepuasan dan sebagai tanda penghargaan. Sebaliknya, jika di masyarakat kita, berbunyi atau bersuara saat makan makanan berkuah akan dianggap kurang sopan.

8.    Jarang ada Angka 4


Angka 4 akan jarang ditemui di Jepang. Tidak ada angka 4 di tombol lift, bahkan para pedagang juga tidak melabeli harga barang dengan menggunakan angka ini. Alasannya karena angka 4 tersebut sangat mirip dengan kata ‘mati’ dalam bahasa Jepang. Penduduk Jepang juga percaya bahwa angka 4 merupakan lambang ketidakberuntungan.

9.    Budaya Tidak Mentraktir atau Ditraktir

Orang Jepang kebanyakan anti dengan yang namanya ngutang. Sejak kecil, mereka sudah diajarkan untuk mandiri dan belajar hidup hemat. Ketika masih di bangku sekolah, para siswa telah dibiasakan untuk membawa peralatan makan dan bertanggung jawab terhadap barang yang mereka miliki. Cara hidup mandiri tersebut membuat tidak berkembangnya budaya mentraktir dan ditraktir.

10.    Budaya Membaca

Negara Jepang menjadi salah satu negara dengan tingkat kegemaran membaca yang tinggi. Budaya membaca akan sering terlihat saat mereka berada di atas kereta api. Buku manual, koran, majalah dan buku elektronik adalah peralatan ekstra yang selalu mereka bawa saat bepergian dan mengisi waktu luang.

11.Tradisi Malu

Malu adalah tradisi leluhur Jepang yang sudah dilakukan turun temurun. Saat kesalahan mereka diketahui orang lain maka mereka akan mengakuinya dan langsung meminta maaf. Bahkan untuk kesalahan yang sangat fatal, sejumlah orang rela melakukan Harakiri atau Seppuku. Ritual ini sangat terkenal di kalangan samurai yang kalah dari pertempuran atau melanggar janjinya sebagai seorang samurai.

12. Pekerja Keras

Orang Jepang sangat terkenal dengan pekerja keras, mereka banyak menghabiskan waktu ditempat kerja, bahkan di Jepang orang tua akan bangga saat anaknya pulang malam karena bekerja. Hal ini karena mereka menganggap pekerja yang pulang malam adalah mereka yang bekerja sangat keras

 Note :

Maaf jika ada kesalahan dan mohon dikoreksi dikolom komentar dibawah, semoga bermanfaat dan terimakasih sudah mampir di blog saya :)

Comments

Popular Posts